Chan Yeol Juntak

Kamis, 01 Desember 2016

DRAMA NATAL. Adakah Kamar Kosong

APAKAH ADA KAMAR KOSONG ?


Pemeran :      Sutradara  (S)
                        Tuan Penginapan (T)
                        Maria (M)
                        Yusuf (Y)
                        Prajurit Roma (P)


Babak I

Panggung : 
Di dalam ruangan Gereja, Pemuda-mudi sedang duduk di kursi dan menunggu kawan-kawannya yang lain untuk latihan drama Hari Natal.

S             : (Muncul) Shalom! Semua sudah datang?
P             :Belum.
S             :Siapa yang belum datang? (duduk sambil membaca teks drama)
P             :Natal kita sudah dekat. Tinggal 3 minggu lagi. persiapan dramanya saja belum apa apa. karena tidak pernah serius. si bodoh ini pun . . .  selalu saja datang terlambat. 
M           : (sedang main guitar dan nyanyi) “Hai mari berhimpun dan bersukaria  turut semua ke Betlehem, lihat yang lahir ….”
Y            : Suaramu boleh juga! Boleh aku bantu dengan drum?  (memainkan drum mengiringi nyanyian Maria)
P             : ( Tepuk tangan ) Hebat….bisa diorbitkan juga kalian berdua, yach, pikir-pikir kalau kamar kosong tidak ada, yang penting kan satelit sudah siap untuk diorbitkan.
Y            : Betul juga, Maria! Kita memang kompak. Tak kusangka kalau selama ini kita hanya sekedar latihan, ternyata….di hatimu dan di hatiku ada….
M           : (memotong ucapan ) jangan berharap yach, saya sudah ada yang punya.
Y            : Eh…kok kamu sampai semarah itu, maksud saya, di hatimu dan dihatiku ada kasih Tuhan Yesus. Betul nggak….
T             : (masuk panggung dan kasih salam) Seseselamat Naatal!  Apa kabar, Pak Guru?
S             : Kenapa lambat lagi?
T             : Sesesebenarnya, aku sudah hampir dekat di Gereja tetapi ketemu anak jatuh dari ojek. Aaaku antar dia ke rumahnya. Maaf….aku terlambat..
P             : Alasan?
S             : Diam! Ayo kita tunduk kepala sebelum latihan drama. Bapa kami yang di Surga. Kudus, kudus, kuduslah namamu. Pimpinlah latihan ini dari alfa sampai omega. Biarah kami menyambut Tuhan Yesus dengan segenap kasih kami. Amin. Apakah kalian sudah hafal teksnya?
Semua : Hampir. Sudah, belum.
S             : O.K. Sampai hari ini saja kita pakai teks. Kita mulai dari pengumuman Panglima. Panglima! Majulah dari sebelah kanan.  Siap?  Action.
P             : (maju seperti kucing sambil seyum)  
S             : Cara jalan mu terlalu seksi seperti kucing. Majulah seperti prajurit Roma dan jangan senyum! 
P             : Itulah kalau kebiasaan…Pak Sutradara, mulai hari ini saya akan coba meninggalakan senyumku dan saya ulangi lagi. (Berjalan dengan cepat dan seram)
S             : Bagus…., tapi jalanmu jangan terlalu cepat. Ulang sekali lagi!
P             : (maju seperti prajurit dan membuka gulungan dengan horizontal dan mulai membaca dengan suara lembut) Pengumuman…….! Dengarlah hai semua rakyat…..! Yang mulia …Kaisar Gaius Octavius Agustus memerintahkan….
S             : Stop…. Jangan baca pengumuman itu seperti surat cinta, dan gulungan itu harus kamu buka dengan cepat, tepat dan kedua tangan memegang surat itu dengan cara kerajaan Roma, seperti ini….( membuka gulungan itu dari atas ke bawah )
P             :(mengulangi dari awal) Pengumuman…….! Dengarlah hai semua rakyat…..! Yang mulia …Kaisar Gaius Octavius Agustus memerintahkan supaya setiap orang mendaftarkan diri ke kampung masing-masing …
               Barang siapa yang namanya tidak terdaftar akan dihukum.
S             : Bagus ! Sekarang Maria dan Yusuf bacalah teksnya !
Y            : (mendekatkan diri kepada Maria) Pacarku!
M           : Aduh….. kamu jangan kesempatan dong. Dudukmu terlalu dekat.
S             : Panggil pacar pula? Ingat Maria sudah menikah? Dan jangan terlalu dekat sekarang masih latihan.

Y            : Istriku….! Saya telah mendengar pengumuman dari Kaisar. Kita harus pulang ke kampung kita untuk mendaftarkan nama kita.
M           : Ke Betel maaf Betelehem ….?  Jauh sekali….!  Dengan tubuh  seperti ini, saya tidak sanggup. Bapak sajalah yang pergi.
S             : Maria, Jangan lupa kamu hamil. Tadi kamu terlalu cepat berdiri.
M          : (pelan-pelan) Dengan tubuh ini, saya tidak sanggup. Bapak sajalah yang pergi. ( mempergakan)
S             : Coba peragakan jalan orang hamil.
M           : ( berjalan )
S             : Kamu tidak boleh berjalan seperti orang biasa, seperti ini ( berdiri dengan perlahan sambil memegang lutut dan berjalan dengan sekali kali memegang pinggangngya sambil tarik nafas )
M           : Sepertinya Bapak pernah melahirkan! Saya akan coba gaya hamil Bapak ( Meniru praktek sutradara )
S             : Baik! Sekarang kita sudah tiba di Betlehem,Yusuf dan Maria sedang mencari penginapan. Siapa tuan penginapan.
T             : Aa..aku, Pak Su…su…sumatra.
P             : Bukan Sumatra. Sutradara…Bodoh sekali.
S             : Yusuf ayo mulai dari ‘Shalom’, nama saya…’
Y            : Shalom. Nama saya Yusuf. Datang dari Sei Pancur, eh salah lagi, dari Galilea. Ini isteriku. Kami sedang mencari kamar. Adakah kamar kosong?
T             : (gugup)Ti..ti…ti……!
S             : Jawabanmu hanya ‘tidak ada.’ Gampang saja. Coba ulangi.
T             : Maaaf, Tuhan. Ti…, tidak ada.
S             : Jangan tambah. Bilang aja hanya tidak ada.
T             : Ha…hanya tidak ada.
S             : Aduh Pusing….( memegang kepala ). Jangan ucapkan hanya. Ucapkan ‘tidak ada.’
T             : Tidak ada.
S             : Bagus. Kemudian kamu harus keluar dari panggung. Latihan kita sudah cukup hari ini. Pulanglah dengan demai sejatera.
P             : Pak Guru, kami tidak bisa pulang dengan damai sejaterah.
S             : Kenapa tidak?
P             : Kami tidak ada damai sejatera kalau perut kami tidak diisi dengan Kentaky.
Semua   : Setuju….!
S             : Memang saya mengasihi kalian seperti Tuhan Yesus mengasihi ku. Karena itu, saya ingin mentraktir kalian hari ini tetapi kakiku terlalu berat.
Semua   : Biarlah kami pijat kaki Bapak. (memijat ramai-ramei sampai jatuh)
S             : Sudah susudahlah! Ayo kita pergi …!


Babak II

N            : Kerajaan Roma pada waktu itu menguasai dunia sejak mereka menang dalam perang Kartago pada tahun 264 SM.  Kaisar mulai menjadi Penguasa kerajaan Roma sejak tahun 67 SM. Gaius Octavius Agustus menjadi kaisar pada tahun 27 SM. Mulai saat itu kerajaan Roma menjadi makmur dan mengadakan sensus penduduk pertama kali. Pada zaman itu, Maria telah mengandung bayi Yesus dari Roh Kudus, nama suaminya Yusuf, mereka   tinggal di Galilea

P             : ( Maju ke depan dan memukul kentongan dan membuka gulungan surat) Pengumuman…….pengumuman…! Dengarlah hai semua rakyat…..! Yang mulia …Kaisar Gaius Octavius Agustus memerintahkan supaya setiap orang mendaftarkan diri ke kampung masing-masing….. Barang siapa yang namanya tidak terdaftar akan dihukum (terdengar bunyi kentongan) Tonnng……tonggg……(lampu mati)

Y            : Istriku….! Saya telah mendengar pengumuman dari Kaisar. Kita harus pulang ke kampung kita untuk mendaftarkan nama kita.
M           : Ke Betlehem….? Jauh sekali….! Dengan tubuh  seperti ini, saya tidak sanggup.           Bapak sajalah yang pergi.
Y            : Katanya…  tidak boleh diwakilkan, lagi pula saya tidak tega meninggalkan kamu seperti ini sendirian. Jadi kita pergi sama-sama. Saya akan usahakan mencari keledai.
M           : Baiklah…! Saya juga rindu melihat Betlehem. Kiranya Tuhan memberkati perjalanan kita. (lampu mati)
M+Y      : (Jalan-jalan di panggung, dan Maria sesekali kali jatuh)
M           : Aduh…. capek sekali (mengelus pinggangnya dan tarik nafas panjang dan menghembuskan perlahan)
Y            : Sayangku! Kita sudah tiba di Betlehem. Kamu harus bertahan demi anak kita.

M           : Saya masih tahan karena Tuhan memberikan kekuatan padaku. Dimana kita menginap?
Y            : Tenang saja. Saya akan mencari kamarnya. (mengetok)  Helo, helo! Adakah kamar kosong?
Suara1   : Maaf, tidak ada kamar kosong karena banyak orang datang untuk mendaftar.  Carilah tempat yang lain.
Y            : Helo, apakah ada kamar kosong?
Suara2   : Satupun tidak ada. Cari kamar di tempat lain, tapi mungkin semua rumah di Betelhem sudah diisi dengan tamu-tamu. (Lampu mati)
Y            : Maria! Saya sudah kunjungi banyak tempat tapi belum dapat.
M           : Mungkin, karena saya berjalan dengan pelan sehingga kita tiba di sini pada sore. Aduh …
Y            : Bukan karena itu, tetapi karena perintah Kaisar itu. Jangan kuatir, pasti Tuhan siapkan tempatnya. Mari kita pergi ke pinggir kampung ini.
M           : Baiklah. Oh… perut saya rasanya sakit sekali, mungkin waktunya bagi saya untuk bersalin.  
Y            : Ada sebuah rumah di situ. Kebetulan, ada seorang mau masuk ke dalamnya, Tuan, Tuan!
T             : Siapa yang memanggil ku ? Enak sekali disebut Tuan. Kenapa memanggil ku?
Y            : Shalom. Nama saya Yusuf. Datang dari Galilea. Ini isteriku. Kami sedang mencari kamar. Adakah kamar kosong?
T             : (melihat dengan gaya bodoh dan pelan-pelan)Ti…ti..tidak ada!
Y            : Tolong carikanlah kamar untuk kami karena isteriku hamil dan sebentar lagi mau melahirkan. Kami tidak keberatan walaupun  kamarnya kecil. 
T             :  (menatap perut Maria) Hahahamil? Kakakasihan! Te..te…tetapi …ti..ti…ti….
Y            : Tidak ada lagi. Maria. Ayo kita cari tempat yang lain.(menopang Maria dan pergi)
T             : (menangkap baju Yusuf) Se…se…sebentar…( melihat dengan sangat kasihan kepada Maria)
Y            : Kenapa? Adakah kamar kosong?
T             : ( sambil menarik tangan Yusuf dengan pelan) ti..ti..ti…..
S            : (di bawah panggung) Kenapa si bodoh itu menangkap bajunya? Peranannya sudah selesai. Hei, Bilang aja, “Tidak ada” dan keluar dari panggung!
T             : Ti…tidak ada ka…kamar ko…kosong. (menarik bajunya sampai Y dan M jatuh).
Y+M      : Aduh.. Sakit! Kenapa tarik? Di dalam sekenario, tidak ada.
S             : (muncul di panggung) Aduh!  Sudah rusak drama Natal kita. Gara-gara kamu…. semuannya berantakan !
Y+M      : Betul, Pak.  Gara-gara si bodoh itu! Kita malu. (menunjuk ke arah si Bodoh dan keluar dari panggung)
              
(semua pemeran juga keluar dan lampunya mati)

T             : (berlutut sambil menangis) Tuhan Yesus! Ampunilah kesalahan ku. Drama Natal ini sudah rusak karena aku. Guru dan Kawan-kawanku kecewa karena aku. Semua penonton juga sudah pulang dengan kecewa. Ampunilah aku. Tetapi Tuhan, Aku tidak bisa bilang, “Tidak ada kamar kosong.”   Mana aku bisa bilang “tidak” kepada Tuhan Yesus? Aku tidak bisa… aku tidak bisa….aku tidak bisa….hukhukhuk
S             : (semua muncul) mmm …Aku baru menyadari kamu mengasihi Tuhan Yesus dengan sunguh-sunguh  dan hatimu lebih murni daripada hatiku. Aku minta maaf karena aku marah sama mu. Seharusnya semua orang merayakan Hari Natal sepertimu.
Semua : Amin! Kami juga minta maaf.
S             : Marilah kita merayakan Hari Natal dengan segenap kasih dan menyanyi  ‘Hai Dunia Bersoraklah….’  dengan segenap jiwa kita. –


Tamat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar