Tujuan : Untuk tidak mengusir sesama yang
membutuhkan pertolongan.
Pemeran
: Ibu
Pembantu
Inem
Aryo
Nyonya
Kakek
Pengemis
Tuhan
Latar-belakang
Panggung : Sebuah
rumah orang kaya dengan perabotan yang mewah, Kursi Mahal dan dekorasi yang indah.
Narator :
Pada suatu hari Tuhan berjanji akan mendatangi rumah seorang ibu. Ibu
tersebut
sangat bangga dan gembira. Ia mempersiapkan segalanya untuk
menyambut
kedatangan Tuhannya.
Ibu : Hari ini Tuhan berjanji akan datang kerumah ini, jadi kalian harus mempersiapakan makanan yang istimewa, atur dan bersihkan semua ruangan. Tuhanku akan datang segera, cepatlah kerjakan!
Pembantu : Baik ndoro(pembantu perempuan keluar panggung, yang laki-laki membersihkan dan mengatur ruangan)
Inem : (Suara dari dalam) Baik ndoro.(sesaat kemudian, Inem masuk panggung) Ini juicenya ndoro.
Ibu : Hari ini Tuhan berjanji akan datang kerumah ini, jadi kalian harus mempersiapakan makanan yang istimewa, atur dan bersihkan semua ruangan. Tuhanku akan datang segera, cepatlah kerjakan!
Pembantu : Baik ndoro(pembantu perempuan keluar panggung, yang laki-laki membersihkan dan mengatur ruangan)
Inem : (Suara dari dalam) Baik ndoro.(sesaat kemudian, Inem masuk panggung) Ini juicenya ndoro.
Ibu
: Kong…Mpok… cepat kemari!
(berdiri tolak pinggang sambil jalan putar-putar)
Pembantu
: (masuk
panggung) Ia ndoro (membungkukan badan)
Ibu :
(duduk di kursi mewah sambil membaca majalah) Inem…
Buatkan segelas orenge juice
untukku
Ibu :
Apakah makanan yang enak sudah kau siapkan.
Inem :
Sedang disiapkan ndoro (keluar dari panggung)
Aryo :
Ndoro, tamu jenis apa sih yang akan datang (sambil melap-lap meja)apa seperti
Batman…Superman atau seperti Madonna ?
Kalau seperti Madonna…ijinkanlah saya berkenalan, sekejaaaap saja.
Ibu :
Huus….kamu itu lho, perlu bertobat, yang datang itu Tuhan.
Dia itu suci dan kudus dan orang yang tidak kudus tidak berkenan
bagiNya. Apa kerjamu sudah selesai….cerita aye.
Aryo :
Sudah ndoro. Saya rasa menyambut orang yang seperti itu, tidak
perlu mewah-mewah, karena biasanya orang yang seperti itu rendah
hati, dan suka pada orang yang mau merendahkan hati. Ndoro sendiri hatinya
seperti …titik-titik begitulah
Nyonya :
Berani-beraninya kamu ngomong seperti itu (berdiri dari kursi)
cepat kamu peergi ke belakang. Jangan sempat Tuhanku melihatmu
disini dan bilang sama si Iyem, dia juga tidak boleh .
Aryo : (berjalan keluar panggung) Huh, dia tu
orangnya yang perlu bertobat.
Betul nggak….. saudara?(melihat penonton) Saya pusing gimana caranya untuk
menginjili dia. ( keluar panggung )
Narator : Akhirnya si ibu merasa persiapannya untuk menyambut
Tuhannya
telah
lengkap. Dengan
pakaian yang indah si Ibu menunggu Tuhannya di kursi yang mewah.
Pengemis : ( ketuk pintu )Tok…tok…tok…
Ibu : Oh….Tuhanku sudah datang ( membuka
pintu )
Kakek : Tolonglah saya nyonya, istri saya sedang
sedang sakit
parah, perlu dibawa ke rumah sakit, saya tidak
bisa sendiri.
Ibu : Saya tidak bisa menolongmu. Hari ini
saya sedang menunggu
Tuhan.
Kakek : Tolonglah nyonyo, hanya sebentar saja,
istri saya sedang sekarat
Ibu : Saya tidak perduli dengan istrimu,
bagi saya Tuhan itu lebih
penting. Pergilah saya tidak bisa menolongmu
(menutup pintu dan kembali duduk di kursi)
Pengemis
: (kotor
dan berpakaian compang-camping) tok…tok…tok..(pintu diketuk)
Ibu : Pasti Tuhan yang datang (membuka
pintu)
Pengemis
: Tolonglah
saya nyonya saya sangat lapar dan sangat lelah.
Telah
seharian saya berjalan keliling kota
untuk mendapatkan sesuap nasi. Berilah saya makanan atau roti dan tempat untuk
meletakkan tubuh yang lelah.
Ibu : Oh…jangan….jangan …(menolak tubuh si
pengemis) kau tidak
boleh menginjak dan mengotori rumahku, sebentar lagi Tuhan akan datang ke
rumahku ini.
Pengemis
: Nyonya,
cukuplah roti saja berikan kepadaku, dan saya akan pergi.
Ibu : Sudah kukatakan, saya tidak bisa
memberi apa-apa kepadamu.
Semua yang yang tersedia di rumahku ini, untuk
menyambut Tuhan. Pergi…pergilah sekarang dari sini !
Penatua : Tok…tok…tok….(pintu diketok)
Ibu : Wah….akhirnya Tuhanku datang juga,
biasanya yang ketiga itu
selalu tepat, oh…Tuhanku datang (berjalan sambil membereskan
dandannya dan membuka
pintu)
Penatua : Selamat siang Bu, saya utusan gereja...
Ibu : ( Langsung memotong
pembicaraan)Tunggu….tunggu…tunggu dulu, hari ini saya tidak mau
diganggu, karena saya akan kedatangan tamu penting.
Penatua : Begini bu, gereja kita akan memabantu
korban bencana alam,
jadi apa saja yang bisa Ibu berikan,
berupa pakain bekas boleh, berupa uang juga boleh.
Ibu : Saya tidak ada waktu untuk itu hari
ini, datanglah di lain waktu.
Tolong jangan berlama-lama lagi disini, sebentar
lagi Tuhanku mau datang. (menutup pintu dan kembali duduk di kursi)
Ibu : Di manakah Tuhan yang berjanji untuk
mengunjungiku, tamu
yang tak diundang sudah tiga orang datang. Tuhan
sendiri, tamu yang ditunggu, tak kunjung datang. Aku sudah hampir lelah
menungguNya.
Narator : Akhirnya si ibu yang menunggu kedatangan
Tuhan tertidur di atas
kursi untuk menunggu Tuhannya. Pada saat dia tertidur Tuhan datang kepadanya
lewat mimpi
Tuhan : Aku sudah mendatangimu tiga
kalidan tiga kali pula engkau
menolak Aku. Sesungguhnya bila engkau menyambut
salah seorang dari ketiga orang yang hina itu, kamu sudah menyambut Aku, tetapi
engkau menolaknya dan engkau tidak layak masuk dalam kerajaanku.
-Tamat-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar