Chan Yeol Juntak

Minggu, 28 Januari 2018

Menunggu Tuhan Datang

Tujuan           : Untuk tidak mengusir sesama yang membutuhkan pertolongan.
Pemeran :            Ibu
                                 Pembantu
                                 Inem
                                 Aryo
                                 Nyonya
                                 Kakek
                                 Pengemis
                                 Tuhan

Latar-belakang Panggung        : Sebuah rumah orang kaya dengan perabotan yang mewah, Kursi Mahal dan dekorasi yang indah.
 
Narator : Pada suatu hari Tuhan berjanji akan mendatangi rumah seorang ibu. Ibu
tersebut sangat bangga dan gembira. Ia mempersiapkan segalanya untuk menyambut kedatangan Tuhannya.
Ibu          : Hari ini Tuhan berjanji akan datang kerumah ini, jadi kalian harus mempersiapakan makanan yang istimewa, atur dan bersihkan semua ruangan. Tuhanku akan datang segera, cepatlah kerjakan!
Pembantu    : Baik ndoro(pembantu perempuan keluar panggung, yang laki-laki membersihkan dan mengatur ruangan)
Inem      : (Suara dari dalam) Baik ndoro.(sesaat kemudian, Inem masuk  panggung) Ini juicenya ndoro.


Ibu          : Kong…Mpok… cepat kemari! (berdiri tolak pinggang sambil jalan putar-putar)
Pembantu    : (masuk panggung) Ia ndoro (membungkukan badan)
Ibu          : (duduk di kursi mewah sambil membaca majalah) Inem… 
                Buatkan segelas orenge juice untukku
Ibu          : Apakah makanan yang enak sudah kau siapkan.
Inem      : Sedang disiapkan ndoro (keluar dari panggung)
Aryo       : Ndoro, tamu jenis apa sih yang akan datang (sambil melap-lap meja)apa seperti Batman…Superman atau seperti Madonna ?
Kalau seperti Madonna…ijinkanlah saya berkenalan, sekejaaaap saja.
Ibu          : Huus….kamu itu lho, perlu bertobat, yang datang itu Tuhan.

Dia itu suci dan kudus dan orang yang tidak kudus tidak berkenan bagiNya. Apa kerjamu sudah selesai….cerita aye.

Aryo       : Sudah ndoro. Saya rasa menyambut orang yang seperti itu, tidak

perlu mewah-mewah, karena biasanya orang yang seperti itu rendah hati, dan suka pada orang yang mau merendahkan hati. Ndoro sendiri hatinya seperti …titik-titik begitulah
Nyonya : Berani-beraninya kamu ngomong seperti itu (berdiri dari kursi)
cepat kamu peergi ke belakang. Jangan sempat Tuhanku melihatmu disini dan bilang sama si Iyem, dia juga tidak boleh .

Aryo       : (berjalan keluar panggung) Huh, dia tu orangnya yang perlu bertobat. Betul nggak….. saudara?(melihat penonton) Saya pusing gimana caranya untuk menginjili dia. ( keluar panggung )

 
Narator : Akhirnya si ibu merasa persiapannya untuk menyambut Tuhannya telah lengkap. Dengan pakaian yang indah si Ibu menunggu Tuhannya di kursi yang mewah.

Pengemis     : ( ketuk pintu )Tok…tok…tok…
Ibu          : Oh….Tuhanku sudah datang ( membuka pintu )
Kakek     : Tolonglah saya nyonya, istri saya sedang sedang sakit parah, perlu dibawa ke rumah sakit, saya tidak bisa sendiri.
Ibu          : Saya tidak bisa menolongmu. Hari ini saya sedang menunggu Tuhan.
Kakek     : Tolonglah nyonyo, hanya sebentar saja, istri saya sedang sekarat
Ibu          : Saya tidak perduli dengan istrimu, bagi saya Tuhan itu lebih penting. Pergilah saya tidak bisa menolongmu (menutup pintu dan kembali duduk di kursi)
Pengemis     : (kotor dan berpakaian compang-camping) tok…tok…tok..(pintu diketuk)
Ibu          : Pasti Tuhan yang datang (membuka pintu)
Pengemis     : Tolonglah saya nyonya saya sangat lapar dan sangat lelah.
Telah seharian saya berjalan keliling kota untuk mendapatkan sesuap nasi. Berilah saya makanan atau roti dan tempat untuk meletakkan tubuh yang lelah.
Ibu          : Oh…jangan….jangan …(menolak tubuh si pengemis) kau tidak boleh menginjak dan mengotori rumahku, sebentar lagi Tuhan akan datang ke rumahku ini.
Pengemis     : Nyonya, cukuplah roti saja berikan kepadaku, dan saya akan pergi.
Ibu          : Sudah kukatakan, saya tidak bisa memberi apa-apa kepadamu. Semua yang yang tersedia di rumahku ini, untuk menyambut Tuhan. Pergi…pergilah sekarang dari sini !
Penatua       : Tok…tok…tok….(pintu diketok)
Ibu          : Wah….akhirnya Tuhanku datang juga, biasanya yang ketiga itu selalu tepat, oh…Tuhanku datang (berjalan sambil membereskan dandannya dan membuka pintu)
Penatua       : Selamat siang Bu, saya utusan gereja...
Ibu          : ( Langsung memotong pembicaraan)Tunggu….tunggu…tunggu dulu, hari ini saya tidak mau diganggu, karena saya akan kedatangan tamu penting.
Penatua       : Begini bu, gereja kita akan memabantu korban bencana alam, jadi apa saja yang bisa Ibu berikan, berupa pakain bekas boleh, berupa uang juga boleh.
Ibu          : Saya tidak ada waktu untuk itu hari ini, datanglah di lain waktu. Tolong jangan berlama-lama lagi disini, sebentar lagi Tuhanku mau datang. (menutup pintu dan kembali duduk di kursi)
Ibu          : Di manakah Tuhan yang berjanji untuk mengunjungiku, tamu yang tak diundang sudah tiga orang datang. Tuhan sendiri, tamu yang ditunggu, tak kunjung datang. Aku sudah hampir lelah menungguNya.

Narator : Akhirnya si ibu yang menunggu kedatangan Tuhan tertidur di atas kursi untuk menunggu Tuhannya. Pada saat dia tertidur Tuhan datang kepadanya lewat mimpi

Tuhan            : Aku sudah mendatangimu tiga kalidan tiga kali pula engkau menolak Aku. Sesungguhnya bila engkau menyambut salah seorang dari ketiga orang yang hina itu, kamu sudah menyambut Aku, tetapi engkau menolaknya dan engkau tidak layak masuk dalam kerajaanku.

-Tamat-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar