(Diambil dari bahan Seminar
Natal 93 oleh Lembaga Penginjilan Anak-anak)
Tujuan
: Agar anak-anak dapat menerapkan kasih kepada sesamanya.
Latar-belakang
Panggung : Sebuah corak rumah sederhana,
sedikit menggambarkan kemiskinan, tetapi ada semangat hidup dari seseorang yang
menanti dengan mempersiapkan segala sesuatu untuk menyambut kedatangan Tuhan.
Narator : Di sebuah
perkampungan yang sunyi di lereng bukit yang indah, ada sebuah rumah yang kecil
terbuat dari bambu beratapkan daun pohon sagu. Tinggallah seorang tukang sepatu
yang miskin dan baik hati. Pada suatu hari berkatalah tukang sepatu itu seorang
diri.
Tukang
sepatu : Saya sedang menunggu
kedatangan Tuhanku. Penghasilanku kecil dari membuat sepatu. Sedikit demi
sedikit saya mulai mempersiapkan sesuatu. Melihat kue sekaleng, pakaian baru
satu-satunnya, air minum, dan sepatu yang hampir selesai. Oh….pasti Tuhanku
sangat senang.
Orang
haus : (masuk panggung) Haus…..haus…..air
susah…..saya sudah keliling minta air, tapi tidak seorangpun yang menolongku.
Haus….haus……oh, ada rumah kecil disana…., mungkin pemiliknya dapat menolongku.
Orang
haus : (ketuk pintu) tok…tok….tok…(suara
dari dalam) Silahkan masuk.
Orang haus :
Haus…haus….tolong beri saya minum….
Tukang
sepatu : Oh…….minum ? saya hanya
mempunyai sedikit air untuk kuminum hari ini dan yang sedikit ini saya
persiapkan untuk Tuhanku yang mau datang.
Orang haus :
Tolonglah saya…..saya haus…….
Tukang
sepatu : Baik…..Bapak lebih
membutuhkannya…..(mengambil air minum)
Orang haus :
(minum) Terima kasih ….(kemudian keluar)
Tukang sepatu : (termenung sebentar), oh, saya akan menyelesaikan sepatuku
Orang
lapar : ( masuk panggung
berjalan di depan rumah tukang sepatu Lapar…. lapar….saya lapar…..sudah tiga
hari tidak ada yang masuk ke dalam perutku.
Orang
lapar : (ketuk pintu) tok….tok…(suara
dari dalam) Silahkan masuk.
Orang
lapar : Tolong Pak, saya lapar…..berilah
saya makan, saya sudah berkeliling kampung ini tetapi tidak seorangpun yang mau
menolongku.
Tukang
sepatu : Oh…..saya hanya punya
sedikit nasi hari ini dan ada sekaleng kue yang kupersiapkan untuk menyambut
kedatangan Tuhanku.
Orang
lapar : Tolong Pak, saya lapar…..kasihanilah
saya(tukang sepatu mengambil makanan dan memberikan kepada orang lapar itu)
Tukang
sepatu : Baik, makanlah ini. Dan ini
juga sekaleng kue untuk bekal Bapak di jalan nanti.
Orang lapar :
Bapak baik benar, terima kasih pak (keluar)
Penginjil : (ketuk pintu)tok….tok…tok…silahkan
masuk(suara dari dalam)
Penginjil : Maaf Pak, saya baru saja datang dari
kampung itu. Perjalanan saya masih sangat jauh dan hari sudah larut malam.
Boleh saya menginap di rumah Bapak malam ini ?
Tukang
sepatu : (Berpikir sebentar) Kamar
hanya satu, tempat tidur hanya satu, hm….ah, baik kalau begitu Bapak boleh
tidur di sini di tempat tidur saya saja.
Penginjil : (pergi tidur dan bangun pagi menemui
si tukang sepatu) Saya tidur nyenyak semalam. Saya sangat berterima kasih atas
kebaikan Bapak kepada saya. Tuhan pasti memberkati Bapak.
Tukang
sepatu : Oh…..semua yang
kupersiapkan untuk menyambut kedatangan Tuhanku, telah kuberikan kepada mereka
yaang membutuhkannya. Tinggal satu-satunya baju ini(Memperlihatkan sebuah
mantel)
Orang
kedinginan: (Masuk panggung) dingin o….oooh….dingin, mungkin saya mendapat
pertolongan disini.
(Ketuk
pintu )tok….tok…tok…( suara dari dalam )
Tukang sepatu : Silahkan masuk.
Orang kedinginan: Tolong saya Pak, saya sangat
kedinginan, tidak seorangpun di
sekitar tempat
ini yang mau menolong saya
Tukang sepatu : Oh, saya harus menolongnya (mengambil mantelnya)
Baik
pakailah ini!
Orang kedinginan: Terima kasih Pak, Bapak
orang yang berbudi. (pergi keluar)
Tukang
sepatu : (merenung kemudian)……oh
Tuhan….saya tidak mempunyai sesuatu lagi untuk saya berikan kepada Tuhan jika
Tuhan datang.
Narator
: Kasihan si tukang sepatu, semua yang dipersiapkannya untuk menyambut
Kedatangan
Tuhannya sudah habis semuanya. Ketika tukang sepatu
sedang
merenungkan apa yang telah terjadi, tiba-tiba terdengar suara
Suara
: Hai hambaku……!
Tukang sepatu : Siapakah Engkau….?
Suara : Akulah yang kau tunggu. Sabaslah
kau hambaku yang setia. Terimalah kerajaan yang telah kusediakan bagimu. Aku
berkata kepadamu : Sesuungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah
seorang dari saudaraku yang paling hina ini, kamu suadah melakukannya untuk Aku.
Tukang
sepatu : Terima kasih Tuhan Yesus,
itu bukan karena kuatku tetapi oleh karena anugrahMu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar