Pemeran
: Tambi
Johan
Jim
Joan
Babak I
Narator : Tiba masa liburan seorang anak
yang bernama Tambi, wajahnya hitam sekali, namuan hatinya putih bersih lebih
putih dari salju. Dia telah mengundang Yesus masuk dalam hatinya menjadi
Juruselamatnya, sehingga
ia selalu gembira dan sukacita.
Tambi :
(Berjalan sambil bersiul-siul) Masa liburan ini saya akan ke rumah paman
Bram mungkin.......(tiba-tiba
di depannya berdiri Jim dan Johan)
Johan : Hai, Tambi... ! Hentikan
siulanmu dan marilah ikut bersama kami.
Tambi : Baiklah, saya tidak bersiul lagi dan ibu
berkata kalau sore ini saya boleh bermain-main.
Jim&Johan : Ibu berkata! Ha, ha,
ha...(sambil
mengejek Tambi)
Tambi : Hendak ke mana kamu(sambil mengikuti dari
belakang)
Jim : Ke sungai dekat kebun Pak Gunawan. Kami akan
menangkap katak dan
bermain-main
di sana .
Tambi : Ayo, kita berlomba ke kandang itu. (lari
bersama teman-temanya. Jim tiba lebih dahulu, menyusul Tambi dan Johan, karena leleh
mereka berjalan dengan perlahan)
Johan :
Hai, teman-teman, Lihat! (menunjuk pohon arbei yang berbuh lebat dan sudah
masak di kebun samping rumah milik Pak Gunawan)
Jim :
Ayo... kita serbu! (sambil melompat pagar, Johan mengikutinya dan Tambi tetap
berdiri di luar pagar) Ayo, Tambi marilah, jangan pengecut
kamu. Aduh, sedaaapnya(memetik dan memakan buah arbei)
Johan :
Ayo, Tambi! Tidak ada yang melihat kita.
Tambi :
Mereka telah mencuri dan saya tidak mau ikut mencuri (berbicara dalam hati dan
berbalik hendak pulang)
Jim :
Hei! mau kemana kamu? (Jim dan Johan mengejar Tambi kemudian Jim menangkap bahu
Tambi dan memutar tubuhnya)
Johan :
Hai, Penakut! Pergilah dan laporkan kalau mau, tapi awas, jika engkau laporkan,
kau akan kuhantam (mengancungkan tinjunya di depan Tambi)
Tambi :
Saya tidak akan laporkan.
Itu tidak perlu, ada yang melihatmu.
Jim :
Bohong! Tidak ada orang lain disini. Tak ada yang melihat kita.
(melihat
sekelilingnya)
Tambi :
Ada ….Tuhan
telah melihat engkau, Jim. Egkau tidak dapat bersembunyi dari Tuhan.
Jim & Johan : Ha…ha…ha… Tuhan…?
Bagaimana Dia dapat melihat? Engkau sendiri tidak melihat Dia. Pulang saja
engkau anak Hitan….Dasar keling…! (Jim dan Johan kembali ke kebun)
Tambi : (Berlari pulang sambil menangis)
Huuuh….huhh…sebenarnya akupun sangat ingin makan buah arbei, tapi bukan yang
dicuri…hukm…khukm… Tuhan ampunilah mereka, trimakasih Tuhan…!
Narator :
Pada malam harinya Tambi sudah melupakan buah arbei dan teman- temannya.
Seperti biasanya setiap malam ibunya mengajak membaca dan merenungkan Alkitab
Ibu :
(Mengambil alkitab) Tambi, malam ini kita akan membaca firman Tuhan dari Mat
4:1-11. Pencobaan
Yesus di padang
pasir...
Tambi
:(Sambil
mendengar air matanya menetes di pipinya dan berdoa)
Terima kasih Tuhan Yesus, terim
kasih. Terima
kasih sebab Engkau telah
Mencegah saya mencuri buah arbei.
Ibu :
Terimakasih Tuhan Yesus Engkau telah menolong anakku dan memelihara dia Dari
perbuatan mencuri. Tambi, ibu senang kamu tidak mau mencuri.
Tambi
:
Itu semua berkat Tuhan Yesus Bu. Dia yang bersuara dalam hati saya.
Ibu :
Ya… benar. Bila kita selalu mendengar suara Tuhan kita akan tetap berjalan di
Jalan yang benar. Sekarang
sudah malam, tidurlah!
Narator :
Keesokan harinya Jim datang menjumpai Tambi di
rumahnya.
Jim :
Tambi, engkau benar.
Tambi
: Benar?
Apa maksudmu.
Jim :
Tuhan melihat kita kemarin.
Tambi
: Bagaimana
engkau tahu?
Jim :
Ketika engkau pergi kami kembali ke kebun. Kami begitu sibuk memetik buah, sehingga
tidak memperhatikan seseorang datang dari jalan. Dia adalah Ayah Johan.
Johan sendiri tidak tahu kalau ayahnya di rumah dan mengikuti dia. Ayahnya
menghajar dia di tempat itu juga, di depan saya ayahnya berkata bahwa saya juga
akan dihajar jika tidak melaporkan perbuatan itu pada ayahku. Ayah saya marah
dan menyuruh saya untuk minta maaf pada kamu dan Pak Gunawan. Tambi, maafkanlah
saya dan Johan, kami akan jadi teman
baikmu dan tidak mencuri
lagi.
Tambi
:
Terimakasih saya telah memafkanmu.
Jim : Tambi, apakah engkau maasih ingin saya
ke sekolah minggu bersama- sama denganku
Tambi
: Tentu
saja (dalam hati berdoa) Tuhan, tolonglah agar Jim percaya kepada Tuhan Yesus.
Sekarang mari kita ke rumah Johan dan minta maaf kepada Pak Gunawan, dan hari
Minggu nanti kita bersama-sama ke Gereja.
-Tamat-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar