Chan Yeol Juntak

Minggu, 28 Januari 2018

Si Tambi dan Buah Arbei

Pemeran :    Tambi
                        Johan
                        Jim
                        Joan


Babak I
 Narator : Tiba masa liburan seorang anak yang bernama Tambi, wajahnya hitam sekali, namuan hatinya putih bersih lebih putih dari salju. Dia telah mengundang Yesus masuk dalam hatinya menjadi Juruselamatnya, sehingga ia selalu gembira dan sukacita.

Tambi   : (Berjalan sambil bersiul-siul) Masa liburan ini saya akan ke rumah paman
Bram mungkin.......(tiba-tiba di depannya berdiri Jim dan Johan)
Johan   : Hai, Tambi... ! Hentikan siulanmu dan marilah ikut bersama kami.  
Tambi   : Baiklah, saya tidak bersiul lagi dan ibu berkata kalau sore ini saya boleh bermain-main.
Jim&Johan : Ibu berkata! Ha, ha, ha...(sambil mengejek Tambi)
Tambi   : Hendak ke mana kamu(sambil mengikuti dari belakang)
Jim      : Ke sungai dekat kebun Pak Gunawan. Kami akan menangkap katak dan
bermain-main di sana.
Tambi   : Ayo, kita berlomba ke kandang itu. (lari bersama teman-temanya. Jim tiba lebih dahulu, menyusul Tambi dan Johan, karena leleh mereka berjalan dengan  perlahan)
Johan            : Hai, teman-teman, Lihat! (menunjuk pohon arbei yang berbuh lebat dan sudah masak di kebun samping rumah milik Pak Gunawan)
Jim                  : Ayo... kita serbu! (sambil melompat pagar, Johan mengikutinya dan Tambi tetap berdiri di luar pagar) Ayo, Tambi marilah, jangan pengecut kamu. Aduh, sedaaapnya(memetik dan memakan buah arbei)
Johan            : Ayo, Tambi! Tidak ada yang melihat kita.
Tambi            : Mereka telah mencuri dan saya tidak mau ikut mencuri (berbicara dalam hati dan berbalik hendak pulang)

Jim                  : Hei! mau kemana kamu? (Jim dan Johan mengejar Tambi kemudian Jim menangkap bahu Tambi dan memutar tubuhnya)
Johan            : Hai, Penakut! Pergilah dan laporkan kalau mau, tapi awas, jika engkau laporkan, kau akan kuhantam (mengancungkan tinjunya di depan Tambi)
Tambi            : Saya tidak akan laporkan. Itu tidak perlu, ada yang melihatmu.
Jim      : Bohong! Tidak ada orang lain disini. Tak ada yang melihat kita.
(melihat sekelilingnya)
Tambi            : Ada….Tuhan telah melihat engkau, Jim. Egkau tidak dapat bersembunyi dari Tuhan.
Jim & Johan : Ha…ha…ha… Tuhan…? Bagaimana Dia dapat melihat? Engkau sendiri tidak melihat Dia. Pulang saja engkau anak Hitan….Dasar keling…! (Jim dan Johan kembali ke kebun)
Tambi            : (Berlari pulang sambil menangis) Huuuh….huhh…sebenarnya akupun sangat ingin makan buah arbei, tapi bukan yang dicuri…hukm…khukm… Tuhan ampunilah mereka, trimakasih Tuhan…!

Narator : Pada malam harinya Tambi sudah melupakan buah arbei dan teman- temannya. Seperti biasanya setiap malam ibunya mengajak membaca dan merenungkan Alkitab

Ibu       : (Mengambil alkitab) Tambi, malam ini kita akan membaca firman Tuhan dari Mat 4:1-11. Pencobaan Yesus di padang pasir...
Tambi            :(Sambil mendengar air matanya menetes di pipinya dan berdoa)
            Terima kasih Tuhan Yesus, terim kasih. Terima kasih sebab Engkau telah  
            Mencegah saya mencuri buah arbei.
Ibu                  : Terimakasih Tuhan Yesus Engkau telah menolong anakku dan memelihara dia Dari perbuatan mencuri. Tambi, ibu senang kamu tidak mau mencuri.
Tambi            : Itu semua berkat Tuhan Yesus Bu. Dia yang bersuara dalam hati saya.
Ibu                  : Ya… benar. Bila kita selalu mendengar suara Tuhan kita akan tetap berjalan di Jalan yang benar. Sekarang sudah malam, tidurlah!

Narator         : Keesokan harinya Jim datang menjumpai Tambi di rumahnya.

Jim                  : Tambi, engkau benar.
Tambi            : Benar? Apa maksudmu.
Jim                  : Tuhan melihat kita kemarin.
Tambi            : Bagaimana engkau tahu?
Jim                  : Ketika engkau pergi kami kembali ke kebun. Kami begitu sibuk memetik buah, sehingga tidak memperhatikan seseorang datang dari jalan. Dia adalah Ayah Johan. Johan sendiri tidak tahu kalau ayahnya di rumah dan mengikuti dia. Ayahnya menghajar dia di tempat itu juga, di depan saya ayahnya berkata bahwa saya juga akan dihajar jika tidak melaporkan perbuatan itu pada ayahku. Ayah saya marah dan menyuruh saya untuk minta maaf pada kamu dan Pak Gunawan. Tambi, maafkanlah    
saya dan Johan, kami akan jadi teman baikmu dan tidak mencuri lagi.  
Tambi   : Terimakasih saya telah memafkanmu.
Jim      : Tambi, apakah engkau maasih ingin saya ke sekolah minggu bersama- sama  denganku
Tambi   : Tentu saja (dalam hati berdoa) Tuhan, tolonglah agar Jim percaya kepada Tuhan Yesus. Sekarang mari kita ke rumah Johan dan minta maaf kepada Pak Gunawan, dan hari Minggu nanti kita bersama-sama ke Gereja.

-Tamat-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar